Sabtu, 08 September 2012

Fakta Penting: Baik Buruknya Antibiotik, Hati-Hati !


Tak jarang, bila ke dokter, kita mendapatkan obat berupa antibiotik. Seorang ibu sempat mengeluhkan bahwa dokternya kerap memberikan antibiotik untuk anak yang berpenyakit ringan seperti batuk. Lantas, bagaimana sebenarnya kita harus mencermati antibiotik?
Menurut dr Zubairi Djoerban, spesialis penyakit dalam dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, antibiotik adalah zat antimikroba (zat antikuman) yang berasal dari  mikroba lain, umumnya jamur, atau dapat juga dibuat secara sintetik.  Contohnya, lanjut Zubairi, antibiotik penisilin yang ditemukan oleh Alexander Flemming  merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh jamur. Satu jenis antibiotik  biasanya hanya ampuh untuk satu kelompok kuman tertentu, tetapi tidak  untuk kuman yang lain, tetapi ada pula antibiotik yang dapat membunuh  berbagai kelompok kuman.

Penggunaan antibiotik yang terlalu sering dan tidak rasional berdampak negatif bagi tubuh. Berikut beberapa fakta mengenai antibiotik yang perlu kita cermati.
Sering Konsumsi Antibiotik Bikin Mudah Sakit
Terlalu sering mengonsumsi antibiotik justru dapat berakibat tidak baik bagi tubuh. Tubuh bisa dipastikan akan lebih mudah terserang penyakit karena kuman-kuman sudah kebal terhadap antibiotik.

Ahli farmasi dari WHO Dra. Nani Sukasediati, Apt mengatakan bila kuman sudah kebal maka pengobatan akan lebih sulit lagi. Biaya berobat pun akan meningkat meski kesempatan untuk sembuh menurun.

Contohnya pada penyakit TBC (tuberkulosis). Jika pasien putus nyambung minum obatnya, bisa dipastikan kuman akan kebal terhadap antibiotik. Imbasnya pengobatan akan lebih kompleks dan makan waktu lebih lama. Biaya pun bertambah.

Oleh karena itu, berhati-hatilah saat mengonsumsi antibiotik. Pasalnya, bila sembarangan dapat  menimbulkan masalah yang serius misalnya alergi, dan yang paling ditakuti  adalah bila terjadi resistensi seperti pada contoh kasus penyakit TBC diatas, artinya antibiotik yang dipakai menjadi  tidak ampuh lagi. Kuman menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut

Sakit Batuk Pilek Biasa Tidak Perlu Antibiotik

Benarkah flu tak boleh langsung diobati dengan antibiotik? Hal ini benar jika flu yang dimaksud mungkin batuk-pilek biasa yang umumnya disebabkan oleh virus. Demam, batuk, dan pilek sebetulnya bisa hilang sendiri ketika daya tahan tubuh meningkat. Tak perlu buru-buru minum antibiotik. Kalau terburu-buru minum antibiotik, bisa-bisa batuk, pilek, dan demam tadi jadi lebih sulit disembuhkan jika kambuh lagi.

Penyakit yang disebabkan virus tidak perlu diobati dengan antibiotik karena fungsi antibiotik adalah mematikan bakteri. Pemberian antibiotik jadi tidak berguna, kecuali dokter menduga telah terjadi infeksi bakteri. Namun, ini pun bukan untuk penyakit demam pada umumnya (common cold). Penyakit flu yang diakibatkan virus adalah self-limiting disease, artinya bisa sembuh sendiri. Bila kita terkena flu biasa atau batuk-pilek, cukup tingkatkan stamina tubuh dengan cara makan makanan bergizi agar tubuh sehat kembali. Juga, minum air putih yang banyak dan cukup istirahat.

Kita baru butuh antibiotik bila terserang flu yang penyebabnya adalah bakteri. Pemberian antibiotik rutin kepada pasien flu biasa, memberikan kontribusi nyata dalam pembentukan resistensi (kekebalan) kuman terhadap antibiotik tersebut. Bila sudah terjadi resistensi, kuman pun lebih sulit mati. Akibatnya, diperlukan antibiotik yang lebih ampuh untuk mematikannya.

Untuk itu, sebaiknya kita meneliti ulang setiap resep yang diberikan oleh dokter ketika kita berobat. Tanyakan apa saja kegunaan masing-masing obat. Termasuk antibiotik, obat yang cukup sering diresepkan. Kalau tidak diresepkan, sebaiknya jangan minta. Kalau diresepkan, tanyakan apakah harus demikian? Bagaimana dosisnya? Dan jangan lupa dihabiskan. Semoga bermanfaat ^_^
(berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar